Kamis, 22 Juli 2021

Ketahui Perbedaan Laktosa dan Sukrosa Pada Susu Bayi

Pemberian susu pertumbuhan untuk anak memang penting untuk mendukung tumbuh kembangnya. Susu menjadi asupan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh si Kecil. Namun, dalam memilih susu pertumbuhan terbaik, Mom harus teliti dan cermat. Ketahui terlebih dulu kandungan gizi susu pertumbuhan serta manfaatnya. Termasuk perbedaan Laktosa dan Sukrosa pada susu bayi. Hal ini penting untuk memberikan si Kecil asupan nutrisi terbaik guna menunjang tumbuh kembangnya.


Mengetahui kandungan gizi yang ada dalam susu pertumbuhan seperti Laktosa dan Sukrosa sangat lah penting. Laktosa dan Sukrosa sendiri merupakan jenis gula yang biasanya terdapat dalam susu pertumbuhan. Meskipun keduanya sama-sama merupakan gula yang manis, namun keduanya memiliki perbedaan.  Sukrosa merupakan gabungan karbohidrat sederhana glukosa dan fruktosa. Sedangkan Laktosa merupakan gabungan dari glukosa dan galaktosa di mana secara alami Laktosa bisa ditemukan dalam ASI maupun susu sapi.


Perbedaan Laktosa dan Sukrosa pada susu bayi terlihat pada sumber alami keduanya. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa Laktosa secara alami bisa diperoleh dari ASI dan susu sapi. Sedangkan untuk Sukrosa secara alami bisa diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. Di mana sukrosa biasanya diproses untuk menghasilkan gula pasir yang menjadi pemanis tambahan (sukrosa). 


Perbedaan lainnya terdapat pada rasa dari keduanya, yakni Laktosa memiliki rasa manis yang lebih rendah dibandingkan dengan Sukrosa. Namun, Laktosa berperan penting bagi kesehatan anak terutama untuk membentuk mikrobiota ususnya, sehingga keseimbangan bakteri baik di dalam pencernaan si Kecil terjaga. Tidak hanya itu, manfaat yang dihadirkan Laktosa meliputi:



  1. Menjaga kesehatan gigi, kandungan Laktosa pada susu membantu si Kecil terhindar dari resiko gigi berlubang.

  2. Laktosa tidak menyebabkan obesitas karena memiliki nutrisi yang tinggi dan rendah kalori.

  3. Meningkatkan proses penyerapan kalsium dalam tubuh, sehingga bisa membantu untuk menguatkan tulang dalam proses pertumbuhan anak.

  4. Menjaga sistem pencernaan tetap sehat, karena kandungan Laktosa mampu mendukung mikrobiota usus dalam menyeimbangkan bakteri baik di dalam sistem pencernaan.

  5. Mendukung penguatan sistem imun anak, sehingga si Kecil tidak mudah sakit.


Setelah mengetahui perbedaan Laktosa dan Sukrosa pada susu bayi, tentu Mom harus lebih cermat dalam memilih susu pertumbuhan. Sebaiknya, pilihlah susu pertumbuhan dengan kandungan Sukrosa 0 gram seperti LACTOGROW.

Lactogrow adalah susu pertumbuhan anak yang diperkaya dengan kandungan serat pangan (inulin) serta Lactobacillus reuteri yang akan membantu menjaga kesehatan saluran cerna si Kecil. Terus dukung si Kecil GrowHappy dengan LACTOGROW.





Minggu, 18 Juli 2021

Perkembangan Emosi pada Anak

Perilaku si Kecil yang selalu berubah-ubah seiring dengan pertumbuhannya, dapat dipengaruhi oleh perkembangan emosinya. Fase perkembangan anak dari askep emosinal dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarga si Kecil, Mam. Perkembangan emosi si Kecil pada usia 0-5 tahun sangat penting untuk dipahami oleh Mam dan Pap, karena dapat berpengaruh pada perkembangan si Kecil hingga dewasa. Oleh karena itu, penting untuk Mam dan Pap memahami seperti apa fase perkembangan emosional pada si Kecil. Berikut ini beberapa fase perkembangan anak dari aspek emosinya, Yuk mari kita simak!

Usia 0 Tahun

Pada fase ini, emosi yang pertama dirasakan si Kecil adalah rasa aman. Rasa aman yang didapatkan dari lingkungannya seperti digendong atau diberikan ASI oleh si ibu. Lalu perasaan aman dan nyaman juga didapat dari interaksi dengan orang sekitarnya sehingga si Kecil akan memberikan balasan seperti senyuman saat diajak berbicara. 

Usia 1-3 Tahun

Pada rentan usia ini, perkembangan emosi si Kecil biasanya dinamis dan belum stabil, karena tantrum masih menjadi kebiasaan mereka. Pada usia 1-2 tahun, si Kecil mengekspresikan emosinya dengan marah, takut, senang, dan menangis. Si Kecil belum dapat mengekspresikan emosinya melalui kata-kata, sehingga lebih mudah gelisah dan menangis jika keinginannya tidak dipenuhi. 

Ketika usia 2 tahun, si Kecil sudah mulai belajar untuk mandiri dan melakukan segala hal sendiri yang berhubungan dengan perkembangan emosinya. Rasa penasaran si kecil juga sudah muncul. Maka dari itu, si Kecil akan mencoba memahami dirinya sendiri. 

Usia 3-4 Tahun

Diusia 3- 4 tahun, si Kecil mulai mengenal emosinya. Si Kecil mulai mengerti dna mengendalikan emosinya sendiri. Sebagai contoh, ketika si Kecil menemukan sesuatu yang lucu, ia akan histeris, dan ketika hal yang membuatnya marah, ia akan menangis untuk melampiaskan emosinya.

Usia 4-5 Tahun

Pada usia ini, si Kecil sudah dapat lebih mengenal emosinya dan lebih dapat mengendalikannya. Si Kecil pun dapat menenangkan temannya yang sedah bersedih. Sisi emosinya pun juga sering muncul jika suasana hatinya kurang baik. Di usia ini, si Kecil gemar menghibur dengan caranya sendiri.

Itulah fase perkembangan emosi anak usia 1-5 tahun yang perlu dikenali Mam dan Pap. Apabila perkembangan si Kecil dapat berjalan dengan baik, maka ia akan menerima lingkungan dan dirinya sendiri.